Aldehida dan keton unik karena memiliki gugus karbonil, atau karbon
yang terikat pada oksigen dengan ikatan rangkap. Aldehida memiliki karbon dalam
gugus karbonil yang terikat pada oksigen, karbon lain, dan hidrogen. Keton, memiliki
karbon dalam gugus karbonil yang terikat pada oksigen dan dua gugus tambahan,
tetapi tidak ada hidrogen. Sifat fisik aldehid dan keton salah satunya yaitu pada kelarutan
dalam air menyatakan bahwa aldehid dan keton yang kecil dapat larut secara
bebas dalam air seiring dengan penambahan panjang rantai. Contohnya yaitu,
metanal, etanal dan propanal yang termasuk aldehid dan keton yang berukuran
kecil yang dapat bercampur dengan air pada semua perbandingan volume.
Ikatan-ikatan
rangkap karbon yang menyendiri bersifat nonpolar. Agar bereaksi, biasanya
diperlukan suatu elektrofil untuk menyerang elektron-elektron pada ikatan pi. Namun
ikatan karbon-oksigen bersifat polar
bahkan tanpa serangan elektrofil. Suatu senyawa karbonil dapat diserang oleh suatu
nukleofil atau elektrofil.
Seperti alkena,
aldehid dan keton mengalami adisi reagen-reagen kedalam ikatan pi. Banyak
sekali reaksi adisi ini, terutama reaksi adisi dengan nukleofil lemah,
dikatalisasi asam karena protonasi menambah muatan positif pada karbon
karbonil, sehingga karbon ini lebih mudah diserang oleh nukleofil yang lebih
rendah.
Reaktivitas relatif aldehid dan keton dalam reaksi adisi sebagian
dapat disebabkan oleh banyaknya muatan positif pada karbon karbonil. Makin
besar muatan positif akan makin reaktif. Bila muatan positif parsial tersebar ke seluruh molekul, maka senyawa
karbonil lebih stabil dan kurang reaktif. Gugus karbonil distabilkan oleh gugus
alkil didekatnya, yang bersifat melepaskan elektron. Suatu keton yang memiliki
dua gugus R lebih stabil dibandingkan suatu aldehid yang hanya memiliki
satu gugus R.
Reaksi Adisi
Nukleofilik
Reaksi adisi nukleofilik yaitu reaksi adisi kimia dimana nukleofil
membentuk ikatan sigma dengan spesies yang kekurangan elektron. Reaksi ini
dianggap sangat penting dalam kimia organik karena memungkinkan konversi gugus
karbonil menjadi berbagai gugus fungsi. Secara umum, reaksi adisi nukleofilik
dari senyawa karbonil dapat dipecah menjadi tiga langkah berikut.
- Karbon karbonil elektrofilik membentuk ikatan sigma dengan nukleofil.
- Ikatan pi karbon-oksigen sekarang putus, membentuk zat antara alkoksida (pasangan ikatan elektron ditransfer keatom oksigen).
- Protonasi alkoksida selanjutnya menghasilkan turunan alkohol.
Ikatan rangkap
karbon-oksigen secara langsung diserang oleh nukleofil yang kuat untuk
menimbulkan alkoksida. Namun, ketika nukleofil lemah digunakan, gugus karbonil
harus diaktifkan dengan bantuan katalis asam untuk melanjutkan reaksi
penambahan nukleofilik.
Gugus karbonil memiliki struktur coplanar dan karbonnya adalah
hibridisasi sp2. Namun, serangan nukleofil pada kelompok C = O menghasilkan
kerusakan ikatan pi. Karbon karbonil sekarang hibridisasi sp3 dan membentuk
ikatan sigma dengan nukleofil. Perantara alkoksida yang dihasilkan memiliki
geometri tetrahedral, seperti gambar di atas.
Reaktivitas Reaksi
Adisi Nukleofilik
Faktor yang
mempengaruhinya:
- Faktor elektronik akibat pengaruh induksi positif dari gugus alkil menyebabkan karbon karbonil kurang elektro positif.
- Faktor elektronik akibat adanya resonansi.
- Faktor sterik. Pada reaksi adisi nukleofil karbon karbonil mengalami perubahan hibridisasi dari sp2 menjadi sp3 sehingga meningkatkan halangan sterik disekitar karbon karbonil. Jika gugus R semakin merubah bentuk, intermedietnya juga menjadi semakin kurang stabil.
Reaksi Adisi Hidrogen
Sianida pada Aldehida dan Keton
Aldehida dan
keton bereaksi dengan hidrogen sianida untuk menghasilkan sianohidrin.
Mekanismenya
Ikatan C = O bersifat polar karena perbedaan keelektronegatifan
atom karbon dan oksigen. Oksigen C = O memperoleh muatan parsial negatif
sedangkan karbon memperoleh muatan parsial positif. Muatan positif parsial pada
karbon menarik CN− HCN (H + CN−). Karena alasan ini, ikatan rangkap putus dan
ikatan C-CN baru terbentuk. Akibatnya, oksigen menjadi tidak stabil karena
elektron berlebih, dan karenanya menarik H + H + CN−.
Reaksi Adisi Nukleofilik
dengan Alkohol
Aldehida dan
keton mengalami reaksi adisi nukleofilik dengan alkohol untuk menghasilkan
hemiasetal. Setelah reaksi lebih lanjut dengan molekul lain dari alkohol,
asetal diperoleh. Karena alkohol adalah nukleofil yang lemah, reaksi
membutuhkan katalis asam untuk aktivasi gugus karbonil menuju serangan
nukleofilik.
Karena hemiasetal dapat mengalami hidrolisis untuk menghasilkan
reaktan (senyawa alkohol dan karbonil), air yang terbentuk selama reaksi harus
dihilangkan. Dalam reaksi ini, oksigen karbonil terprotonasi sebelum serangan
nukleofilik dilakukan oleh alkohol. Alkohol nukleofilik sekarang dideprotonasi
untuk membentuk hemiasetal. Reaksi ini dapat diulang untuk mendapatkan asetal.
PERMASALAHAN
- Mengapa pada sifat fisik aldehid dan keton salah satunya yaitu pada kelarutan dalam air menyatakan bahwa aldehid dan keton yang kecil dapat larut secara bebas dalam air?
- Mengapa pada reaksi adisi nukleofilik, aldehid memiliki sifat yang lebih reaktif daripada keton?
- Mengapa aldehid dan keton memiliki titik didih lebih tinggi daripada hidrokarbon dengan berat molekul sama/setara?
Saya Risa Novalina Ginting (070) akan menjawab permasalahan no 2
BalasHapusMengapa pada reaksi adisi nukleofilik, aldehid memiliki sifat yang lebih reaktif daripada keton menurut saya mengapa aldehid lebih reaktif karena keton lebih stabil daripada aldehid. Suatu keton dengan dua gugus R lebih stabil dibandingkan suatu aldehid yang hanya memiliki satu gugus R. Reaktivitas aldehid dan keton dalam reaksi adisi sebagian disebabkan oleh banyak nya muatan positif pada karbon karbonil. Makin besar muatan positif itu akan semakin reaktif. Bila muatan positif parsial ini tersebar ke seluruh molekul maka senyawa karbonil itu lebih stabil dan kurang reaktif. Sehingga pada reaksi adisi ini aldehid lebih stabil dibandingkan keton.
Semoga membantu
Hai vika, saya andrika dwi sakti (A1C118025), saya akan menjawab no 1. Karena salah satu atom hidrogen sedikitbermuatan positif dalam sebuah molekul air bisa tertarik dengan baik ke salah satu pasangan elektron bebas pada atom oksigen dari sebuah aldehid atau keton membentuk ikatan Hidrogen.
BalasHapusHallo vika , saya Nur Khalishah akan mencoba menjawab pertanyaan yang vika ajukan . Yang menyebabkan aldehid dan keton memiliki titik didih lebih tinggi daripada hidrokarbon padahal berat molekul nya sama adalah Aldehid dan keton umunya bersifat polar sehingga antar molekulnya terdapat interaksi dipol-dipol. Sedangkan pada hidrokarbon yang bersifat nonpolar, hanya terdapat gaya van der waals.
BalasHapus