Reaksi SN2 dan E2 adalah dua reaksi substitusi dan eliminasi yang
paling umum dan bermanfaat. Setiap mekanisme pantas mendapat penjelasan
metodis. Pertama, hukum laju akan memberi tahu kita molekul reaktan apa yang
ada dalam keadaan transisi pembatas laju. Karena SN2 dan E2 digabungkan,
masing-masing hanya memiliki satu langkah. Oleh karena itu keadaan transisi
pembatas laju yang diberikan oleh hukum laju adalah satu-satunya keadaan
transisi dari reaksi. Kedua, stereokimia masing-masing mekanisme akan diuji
dengan menjadikan α-karbon sebagai stereocenter. Ketiga, argumen orbital sterik
dan molekuler akan menjelaskan mengapa reaksi berlangsung melalui jalur yang
diamati.
Reaksi SN2 dan E2 memiliki banyak kesamaan. Keduanya membutuhkan
kelompok pergi yang baik. Reaksi SN2 membutuhkan nukleofil yang baik, sedangkan
reaksi E2 membutuhkan basa yang baik. Namun dalam banyak kasus, nukleofil yang
baik juga merupakan basa yang baik. Jadi SN2 dan E2 sering bersaing dalam
kondisi reaksi yang sama. Pemenang ditentukan oleh derajat percabangan α dan β
dan kekuatan nukleofil / basa. Peningkatan percabangan α dan β dan kebasaan
yang kuat mendukung eliminasi E2. Peningkatan nukleofilisitas mendukung reaksi
SN2.
Berikut Perbedaan
Antara Reaksi SN2 dan E2?
Reaksi Sn2 vs E2
|
Reaksi SN2
adalah reaksi substitusi nukleofilik yang bersifat bimolekul.
|
Reaksi E2
adalah reaksi eliminasi dalam kimia organik yang merupakan reaksi bimolekul.
|
Alam
|
Reaksi SN2
adalah reaksi substitusi.
|
Reaksi E2
adalah reaksi eliminasi.
|
Nukleofil
|
Reaksi SN2
membutuhkan nukleofil.
|
Reaksi E2
tidak memerlukan nukleofil.
|
Mendasarkan
|
Reaksi SN2
tidak memerlukan basa pada dasarnya.
|
Reaksi E2
membutuhkan basa yang kuat.
|
Jenis Pelarut
|
Reaksi SN2
lebih menyukai pelarut aprotik polar.
|
Reaksi E2
lebih suka pelarut protik polar.
|
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Reaksi
|
Laju reaksi
SN2 ditentukan oleh kekuatan nukleofilik, jenis pelarut, stabilitas kelompok
yang meninggalkan, dll.
|
Laju reaksi
E2 ditentukan oleh kekuatan basa, jenis pelarut, stabilitas kelompok yang
meninggalkan, dll.
|
Dalam reaksi
bersaing antara SN2 / E2, masalah mekanisme yang mengalahkan yang lain
tergantung pada tingkat reaksi yang bersaing. Rasio produk (SN2 / E2)
tergantung pada hasil bagi dari laju reaksi dari dua alternatif mekanistik.
Ketika suatu reaksi harus dikontrol agar mekanisme spesifik dapat diikuti,
hasil bagi harus masing-masing sebesar atau sekecil mungkin. Karena itu, energi
dari keadaan transisi mekanisme yang diinginkan harus diminimalisasi sebanyak
mungkin tanpa menurunkan energi dari keadaan transisi dari mekanisme yang
bersaing, juga. Ini karena laju reaksi berkorelasi langsung dengan energi dari
keadaan transisi.
Produk awal dari reaksi E2 adalah senyawa alkil tersubstitusi
heteroatom dengan atom hidrogen pada posisi β dan basa. Hidrogen dalam posisi β
diabstraksi sebagai proton oleh basa dan heteroatom meninggalkan molekul
sebagai anion. Karakteristik basa adalah pasangan elektron bebas, yang dapat
menerima proton. Namun, karena pasangan elektron bebas ini, basa adalah di
samping itu, nukleofil. Alih-alih abstraksi hidrogen dalam posisi β, pada
prinsipnya serangan nukleofilik oleh pangkalan pada karbon tersubtitusi
heteroatom dapat terjadi. Ini adalah prasyarat dasar dari keberadaan reaksi
bersaing substitusi nukleofilik (SN) dan eliminasi (E). Mekanisme reaksi E2 ini dapat terjadi apabila kita menggunakan
pelarut protik polar, konsentrasi basa yang tinggi dan juga temperatur yang
tinggi sama halnya pada mekanisme reaksi SN2.
Karena pasangan
elektron tunggal, basa yang diterapkan dalam eliminasi E2 pada dasarnya juga
dapat bertindak sebagai nukleofil dalam mekanisme SN2.
Dalam reaksi SN2, nukleofil menyerang atom karbon tersubtitusi
heteroatom di dalam molekul. Sebaliknya, basa dalam eliminasi E2 mengabstraksi
proton yang terletak lebih dekat ke pinggiran molekul. Reaksi SN2 karena itu
dipengaruhi oleh keterbatasan sterik ke tingkat yang jauh lebih besar daripada
eliminasi E2.
PERMASALAHAN
- Mengapa pada reaksi SN2 membutuhkan nukleofil yang baik, sedangkan pada reaksi E2 membutuhkan basa yang baik?
- Mengapa reaksi SN2 dan reaksi E2 dikatakan reaksi bersaing? Pada keadaan seperti apakah reaksi ini dikatakan bersaing?
- Mengapa pada mekanisme reaksi SN2 dan E2 ini harus menggunakan konsentrasi basa yang tinggi dan temperatur yang tinggi?
Hai Vika
BalasHapusSaya M. Rizki Dwi Putra NIM A1C118006 menjawab permasalahan nomor 3, pada reaksi bersaing SN2 dan E2 digunakan basa dengan konsentrasi tinggi agar didapat produk eleminasi begitu juga dengan penggunaan temperatur tinggi agar didapat produk eleminasi yg baik.
Hii Vika.. saya BELLA VERONICA NIM A1C118095 akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2 yaitu menurut saya dikatakan bersaing itu karena pada mekanisme atau tahapan2 terjadi reaksi anatara Sn2 dan E2 itu sama-sama hanya melalui satu tahap (serempak) dan juga yang mempengharuinya adalah pada Sn2 itu adalah nukleofil lalu E2 itu basa, tapi disini perlu diketahui bahwa nukleofil yang baik itu juga adalah basa yang baik. Oleh karena itu mereka bersaing. Nah pada kondisi bagaimana dapat bersaing menurut saya misalanya digunakan alkil halida sekunder dan suatu nukleofil yang baik, nah disinilah yang dimana dapat terjadi reaksi bersaing antara Sn2 dan E2.
BalasHapusHai Vika...
BalasHapusSaya Zulia Nur Rahma (A1C118048) akan mencoba menjawab permasalahan no 1 Menurut saya Dari keduanya itu, dimana merupakan pertanyaan dari masing-masing karakteristik SN2 dan E2. SN2 membutuhkan nukleofilik yg baik dikarenakan SN2 itu secara kinetika pada orde reaksi ke 2, tahap penentu laju reaksinya itu bergantung pada nukleofilnya, dimana nukleofilnya itu memaksa gugus pergi untuk lepas dalam tahap penentu laju. Sedangkan E2 itu, mengapa E2 membutuhkan basa yang baik ? Karena dalam melepas hidrogen yang kurang asam, Basa harus cukup kuat untuk melepas hidrogen yang kurang asam,maka dari itu di butuhkan basa yang baik.
Terimakasih